kami hadir untuk melayani, memfasilitasi,dan menjadi duta masyarakat tani di Desa Lembang Lohe

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 03 Maret 2012

TEHNIK PEMBUATAN BOKASI


Oleh : Eko Sukmawanto Basri, S.ST
Latar Belakang
Pembangunan pertanian secara alami yang ramah lingkungan saat ini banyak dilakukan untuk menghasilkan bahan makanan yang aman, serta bebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun. Pembangunan pertanian alami ini semula hanya menerapkan sistem pertanian organik, tetapi ternyata hasilnya hanya sedikit. Dalam tahun 1980-an, Prof Dr. Teruo Higa memperkenalkan konsep EM atau Efektive Mikroorganisms pada praktek pertanian alami tersebut. Teknologi EM ini telah dikembangkan dan digunakan untuk memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menyebabkan penyakit, dan memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman. Pada pembuatan bokashi sebagai salah satu pupuk organik, bahan EM meningkatkan pengaruh pupuk tersebut terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
Beberapa pengaruh EM yang menguntungkan dalam pupuk bokashi tersebut adalah sebagai berikut:
·         memperbaiki perkecambahan bunga, buah, dan kematangan hasil tanaman
·         memperbaiki lingkungan fisik, kimia, dan biologi tanah serta menekan pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah
·         meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman
·         menjamin perkecambahan dan pertumbuhan tanaman yang lebih baik
·         meningkatkan manfaat bahan organik sebagai pupuk
Berdasarkan kenyataan di lapangan, persediaan bahan organik pada lahan pertanian sedikit demi sedikit semakin berkurang. Jika hal tersebut tidak ditambah dan segera diperbaiki oleh petani maka penurunan produksi akan terjadi pada tanaman-tanaman pertanian, seperti padi, palawija dan sayuran.
Berbicara mengenai masalah penurunan produksi, tentunya bukan saja menjadi masalah petani atau masyarakat, tetapi juga merupakan masalah bagi pemerintah daerah dalam rangka mempertahankan ketahanan pangan dan ekonomi rakyat. Hal ini seyogyanya harus menjadi bahan pemikiran bagi pemerintah daerah dalam mengatasinya secara bijak.
Untuk dapat mengatasi hal tersebut, pada tahun anggaran 2003 ini Pemda Kabupaten Pandeglang secara khusus mengalokasikan dananya melalui Proyek Peningkatan Produksi Padi Palawija dan Sayuran. Pada kegiatan Proyek ini terdapat pertemuan teknis yang berisikan materi pengaruh penggunaan pupuk bokashi terhadap produksi padi palawija dan sayuran, dan materi tehnik pembuatan bokashi. Kegiatan ini tentunya bertujuan untuk menambah wawasan dan keterampilan petani dalam masalah penggunaan pupuk bokasi secara praktis di lapangan.
 Manfaat Bokashi
Untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman pangan, sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani. Tehnologi tersebut dituntut ramah lingkungan dan dapat menfaatkan seluruh potensi sumberdaya alam yang ada dilingkungan pertanian, sehingga tidak memutus rantai sistem pertanian.
Penggunaan pupuk bokashi EM merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada pertanian saat ini. Pupuk bokashi adalah pupuk organik (dari bahan jerami, pupuk kandang, samapah organik, dll) hasil fermentasi dengan teknologi EM-4 yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah dan menekan pertumbuhan patogen dalam tanah, sehingga efeknya dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Bagi petani yang menuntut pemakaian pupuk yang praktis, bokashi merupakan pupuk organik yang dapat dibuat dalam beberapa hari dan siap dipakai dalam waktu singkat. Selain itu pembuatan pupuk bokashi biaya murah, sehingga sangat efektif dan efisien bagi petani padi, palawija, sayuran, bunga dan buah dalam peningkatan produksi tanaman.
Bahan dan Cara Pembuatan Bokashi
a. Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang
- Bahan-bahan untuk ukuran 500 kg bokashi :
1.
Pupuk kandang
=
300 kg
2.
Dedak
=
50 kg
3.
Sekam padi
=
150 kg
4.
Gula yang telah dicairkan
=
200 ml
5.
EM-4
=
500 ml
6.
Air secukupnya
- Cara Pembuatannya :
1. Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air
2. Pupuk kandang, sekam padi, dan dedak dicampur secara merata
3. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %
4. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan susah pecah (megar)
5. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm
6. Kemudian ditutup dengan karung goni selama 4-7 hari
7. Petahankan gundukan adonan maksimal 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik
8. Kemudian tutp kembali dengan karung goni
9. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan
10. Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali
11. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik
b. Pembuatan Bokashi Jerami Padi
- Bahan-bahan untuk ukuran 1000 kg bokashi :
1.
Jerami padi yang telah dihaluskan
=
500 kg
2.
Pupuk kotoran hewan/pupuk kandang
=
300 kg
3.
Dedak halus
=
100 kg
4.
Sekam/Arang Sekam/Arang Kelapa
=
100 kg
5.
Molase/Gula pasir/merah
=
1 liter/250 gr
6.
EM-4
=
1 liter
7.
Air secukupnya
- Cara Pembuatannya:
Membuat larutan gula dan EM-4
1. Sediakan air dalam ember sebanyak 1 liter
2. Masukan gula putih/merah sebanyak 250 gr kemudian aduk sampai rata
3. Masukan EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam larutan tadi kemudian aduk hingga rata.
Membuat pupuk bokashi
1. Bahan-bahan tadi dicampur (jerami, pupuk kandang, arang sekam dan dedak) dan aduk sampai merata
2. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan (campuran bahan organik) secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %
3. Bila adonan dikepal dengan tangan air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan masih tampak menggumpal
4. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm
5. Kemudian ditutup dengan karung berpori (karung goni) selama 3-4 hari
6. Agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik perhatikan agar suhu tidak melebihi 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik
7. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan
8. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
c. Pembuatan Bokashi Cair
- Bahan-bahan untuk ukuran 200 liter bokashi cair :
1.
Pupuk kotoran hewan/pupuk kandang
=
30 kg
2.
Molase/Gula pasir/merah
=
1 liter/250 gr
3.
EM-4
=
1 liter
4.
Air secukupnya
- Cara Pembuatannya:
1. Isi drum ukuran 200 liter dengan air setengahnya
2. Pada tempat yang terpisah buat larutan molase sebanyak 1 liter, dengan cara mencampurkan gula putih/merah sebanyak 250 gram dengan air sebanyak 1 liter
3. Masukan molase tadi sebanyak 1 liter bersama EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam drum, kemudian aduk perlahan-lahan hingga rata
4. Masukan pupuk kandang sebanyak 30 kgdan aduk perlahan-lahan hingga ersatu dengan larutan tadi
5. Tambahkan air sebanyak 100 liter hingga drum menjadi penuh, kemudian aduksampai rata dan tutup rapat-rapat
6. Lakukan pengadukan secara perlahansetiap pagi selama 4 hari. Cara pengadukan setiap hari cukup lima putaran saja. Setelah diaduk biarkan air larutan bergerak sampai tenang lalu drum ditutup kembali
7. Setelah 4 hari bokashi cair EM-4 siap untuk digunakan.
Catatan:
Bila tidak ada molase, setiap macam gula dapat digunakan sebagai penggantinya. Beberapa bahan pengganti tersebut adalah nira tebu gula, sari (juice) buah-buahan,dan air buangan industri alkohol
Jumah kandungan air adalah merupakan petunjuk. Jumlah air yang perluditambahkan tergantung pada kandungan air bahan yang digunakan. Jumlah air yang paling sesuai adalah jumlah air yang diperlukan membuat bahan-bahan basah tetapi tidak sampai berlebihan dan terbuang.

Penggunaan Pupuk Bokashi untuk Padi, Palawija dan Sayuran
Bahan bokashi sangat banyak terdapat di sekitar lahan pertanian, seperti misalny jerami, pupuk kandang, rumput, pupuk hijau, sekam padi, sebuk gergaji, dan lain-lain.
Semua bahan organik yang akan difermentasi oleh mikroorganisme frmentasi dalam kondisi semi anaerobik pada suhu 40-500 C. Hasil fermentasi bahan organik berupa senyawa organik mudah diserap oleh perakaran tanaman.
a. Cara penggunaan secara umum :
- 3-4 genggam bokasi (150-200 gram) untuk setiap mtr persegi tanah disebar marata diatas permukaan tanah. Pada tanah yang kurang subur dapat diberikan lebih.
- Untuk mencampurkan bokashi ke dalam tanah, tanah perlu dicangkul/bajak. Penggunaan penutup tanah (mulsa) dari jerami atau rumput-rumputan kering sangat dianjurkan pada tanah tegalan. Pada tanah sawah pemberian bokashi dilakukan sebelum pembajakan tanah.
- Biarkan bokashi selama seminggu, setelah itu baru bibit ditanam.
- Untuk tanaman buah-buahan, bokasi diebar merata dipermukaan tanah/perakaran tanaman dan siramkan 3-4 cc EM-4 perliter air setiap minggu sekali.
b. Cara penggunaan secara khusus :
- Bokashi jerami dan bokashi pupuk kandang baik dipakai untuk melanjutkan fermentasi penutup tanah (mulsa) dan bahan organik lainnya di lahan pertanian juga banyak digunakan pada tanah swahkarena ketersediaan bahan yang cukup.
- Bokashi jerami dan bokashi pupuk kandang baik dipakai untuk pembibitan/ menanam bibit yang masih kecil.
- Bokashi expres baik digunakan sebagai penutup tanah (mulsa) pada tanaman sayur dan buah-buahan




nanti disambung lagi yach marterinya

BISNIS PERTANIAN BISNIS YANG TIDAK PERNAH MENGALAMI KERUGIAN

(Oleh : Eko Sukmawanto Basri, S.ST )
Apabila Bapak/Ibu ingin terjun ke dalam bisnis pertanian, itu merupakan pilihan bisnis yang sangat tepat karena pada bisnis ini pelaku bisnis sangat kecil sekali kemungkinan mengalami kerugian, mengapa demikian? Karena apa yang dihasilkan oleh bisnis ini 3% merupakan barang yang tidak habis pakai dan 97% adalah barang habis pakai, dan disinilah letak kunci keberhasilannya. Namun untuk melakukan bisnis ini perlu langkah-langkahyang tidak boleh ditinggalkan, langkah yang tidak boleh ditinggalkan adalah management/pengaturan bisnis itu sendiri. Dalam menjalankan bisnis pertanian ini ada 6 management yang harus dilakukan semuanya, dalam arti kalau ditinggalkan salah satu saja maka bisnisnya akan mengalami kerugian, ke 6 management itu adalah :
  1. Management Pola Tanam
  2. Management Trand and Change ( Perubahan dan Kecenderungan )
  3. Analisa Usaha
  4. Management Pertanaman
  5. Management Pengendalian Hama dan Penyakit
  6. Informasi Global
Sedangkan Usaha dibidang pertanian yang dilakukan para petani umumnya mencakup 3 hal pokok yaitu ;
  1. Usaha Pertanian Berwawasan Industri
  2. Usaha Pertanian Berwawasan Ekonomis
  3. Usaha Pertanian Berwawasan Sosial
Yang dimaksud Usaha Pertanian Berwawasan Industri adalah segala usaha budidaya Pertanian dimana hasil/produk yang dihasilkan tidak dapat langsung dinikmati/merupakan bahan mentah yang mana dalam proses selanjutnya untuk menjadi bahan jadi harus melalui proses industri yang dalam hal ini petani tidak mampumelakukan proses ini, hasil pertanian yang berwawasan industri antara lain kakao, kapas, rosela, mengkudu dll, dimana untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas harus ada proses industri yang menyertainya.
Yang dimaksud Usaha Pertanian Berwawasan Ekonomis adalah segala usaha budidaya Pertanian dimana produk yang dihasilkan dapat langsung dinikmati oleh konsumen tanpa perlu ada sentuhan pabrikasi, hasil pertanian yang berwawasan ekonomis pada umumnya adalah tanaman hortikultura.
Yang dimaksud Usaha Pertanian Berwawasan Sosial adalah segala usaha budidaya Pertanian dimana produk yang dihasilkan dapat langsung dinikmati oleh konsumen tanpa perlu ada sentuhan pabrikasi, hasil pertanian yang berwawasan Sosial pada umumnya adalah tanaman pangan.
Apabila petani memilih jenis usaha yang pertama, maka posisi petani akan lemah sekali karena harga selalu akan dipermainkan oleh tengkulak dan pada umumnya petani tidak akan mampu menembus/mengakses lansung ke pabrik, selain itu sarana produksi yang menyertai usaha ini biasanya berasal dari pabrikasi (pupuk urea, SP, Kcl dll) hal ini menambah ongkos produksi yang semakin tinggi yang berakibat semakin berkurangnya keuntungan yang didapat oleh petani.
Apabila petani memilih usaha yang kedua, maka posisi tawar petani lebih baik karena petani isa menjadi tidak tergantung dangan tengkulak, hal ini disebabkan petani mampu menjual hasil produksinya langsung ke konsumen atau kepasar, jenis usaha ini mampu menguntungkan petani karena harga hortikultura relatif lebih tinggi dibanding dengan jenis tanaman pangan, dan seandainya petani dalam proses produksinya mengunakan saprodi yang berasal dari pabrikasi ( pupuk urea, SP, Kcl dll) Petani masih mendapatkan keuntungan karena selisih harga yang cukup tinggi, namun modal usaha yang diperlukan untuk jenis ini kebih besar dibanding dengan lainnyadan apabila petani mengalami kegagalan panen maka akan langsung kolaps karena saprodi yang mahal. Namun jenis usaha ini mengiurkan petani karena harga produk jenis hortikultura relatif tinggi dan tidak ada patokan harga yang diatur pemerintah.
Apabila petani memilih jenis usaha yang ketiga, maka posisi tawar petani sangat lemah sekali karena petani tidak mampu menghasilkan keuntungan optimal karena produk yang dihasilkan, maka posisi petani sangat lemah sekalikarena petani tidak mampu menghasilkn keuntungan optimalkarena produk yang dihasilkan bernilai sosialartinya apabila (ambil contoh beras ) harganya mahal amaka setiap hari akan ada demoyang menuntut penurunan harga beras, dan kebanyakan petani dalam memilih usaha ini saprodinya berasal dari proses pabrikasi (pupuk urea, SP, kcl dll) hal inilah yang menjadi tidak seimbang dalam proses usaha, dimana roduk yang dihasilkn berwawasan sosial sementara saprodinya berwawasan industri, apabila petani terus menerus melakuka kegiatan usaha yang seperti ini maka hannya ketidak seimbangan saja yang akan dialami oleh petani, agar petani menjadi untung dengan melakukan kegiatan usaha yang berwawasan sosial ini maka saprodinya juga harus juga berwawasan sosial dan saprodi yang berwawasan sosial ini mampu dilakukan oleh petani dengan membuat sendiri pupuk organik, pupuk organik cair maupun pengendali OPT (Organisme Pengangu Tanaman) berupa pestisida alami dan pengembangbiakan musuh alami (predator OPT), semua saprodi mampu dihasilkan oleh petanidengan memanfaatkan semua yang ada disekitarrumah/sekitar lingkungan.